Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 00:21:21【Sehat】116 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(924)
Artikel Terkait
- Polda Kepri uji kualitas makanan bergizi gratis tiap hari
- Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?
- KPKP Jaktim gencarkan edukasi pedagang dan warga soal keamanan pangan
- Lokasi shelter di Jakarta yang cocok untuk adopsi & rawat hewan liar
- Keragaman ide di Demoday FSI tunjukan potensi kuliner Indonesia
- BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan
- Wajah baru TNI setahun di bawah kepemimpinan Prabowo
- Populer, menteri tiga kali ditegur Prabowo dan Museum Louvre ditutup
- Wamentan dorong sektor pertanian nasional pasok kebutuhan haji
- Rekomendasi perawatan kesuburan melalui teknologi medis & terapi
Resep Populer
Rekomendasi

Wamentan dorong sektor pertanian nasional pasok kebutuhan haji

Anggota DPR dukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis

Khasiat buah mentimun untuk diet, kulit, hingga fungsi ongak

Ingin gula darah stabil? Ini cara mengolah nasi putih agar tetap sehat

Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan

KPKP Jaktim gencarkan edukasi pedagang dan warga soal keamanan pangan

JEF 2025 dinilai jadi ruang pelaku ekraf dorong ekonomi Jakarta

Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?